Mustahil Pupuk Subsidi Langka

Mustahil Pupuk Subsidi Langka

\"rapat\"CURUP, BE - Kelangkaan pupuk subsidi yang sempat terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, dinilai tidak wajar oleh Produsen Petrokimia Gresik Eko Suryanto dalam rapat koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida(KP3), belum lama ini. \"Hingga 30 November 2013, stok kita di Bengkulu masih banyak, ketersediaan Za 941 ton, Sp36 120 ton, Ponska ada 3.091 ton, dari mana letak langkanya, jadi tidak ada alasan,\" tegas Eko, dihadapan distributor, pengecer dan sejumlah intansi yang terlibat dalam rapat tersebut. Bahkan serapan pupuk di Kabupaten Rejang Lebong hingga November 2013, dilaporkan Eko masih rendah, untuk ZA misalya baru sudah 91 persen dari alokasi ketersediaan 1.100 ton, terserap 1.084 ton. Serapan pupuk Sp36 dari alokasi 1.999 ton terserap 2.297 ton atau 35 persen, serapan Ponska baru 35 persen dari alokasi 7.997 ton terserap baru 2.297 ton. \"Artinya ada sesuatu yang tidak lancar dalam pendistribusian pupuk sehingga terkesan langka, sedangkan kami sama sekali tidak mengkondisikan untuk menahan pendistribusian,\" jelasnya. Persoalan ini, dinilai Edi disebabkan oleh ketidak nyamanan pelaku distribusi, yang melakukan pendustribusian dengan penuh kehati-hatian, karena sempat mengalami gangguan. \"Hal ini harus diperbaiki karean alokasi pupuk sudah jelas, kalau tidak dimanfaakan dengan baik untuk masyarakat tentu akan sia-sia dan bisa saja alokasi yang ada diambil oleh Kabupaten lain,\" katanya. Eko juga menegaskan, jika pihaknya bersama penyalur resmi telah membuat fakta integritas yang menyebutkan penyalur harus bertanggung jawab terhadap penyaluran. \"Kami juga tidak akan meloloskan ajuan kebutuhan pupuk bersubsidi yang tidak sesuai dengan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), atau tidak sebanding antara alokasi dengan RDKK,\" imbuhnya. Dibagian lain, Staf Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Husni, dalam pertemuan itu juga mengungkap berbagai temuan yang menjadi masalah pendistribusian pupuk bersubsidi, sehingga menuntut pengawasan yang ketat terhadap pendistribusian. \"Kita temukan dibanyak daerah, harga pupuk bersubusidi tidak sesai harga eceran tertinggi yang naik hingga 20 persen, dengan alasan biaya angkut. Padahal kami tegaskan biaya angkut dan transportasi itu sudah ditanggung dalam subsidi,\" tegasnya. Husni juga mengingatkan distributor dan kios pengecer untuk juga lebih waspada dengan pemalsuan produk pestisida dan pupuk, khususnya kemasan 20 liter hingga 5 liter. Dengan harga yang sama para pelaku pemalsuan berharap keuntungan dan ini telah kita temukan dibeberapa Kabupaten di Provinsi Bengkulu,\" pesannya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: